“Ketika saya melihat dan memerhatikannya, kiranya sebelah telinganya putus beruntai-untai, sedang ia berperang dengan amat sengit.

“Sesiapa yang masih meragukan kebesaran Muhammad, seorang rasul yang benar dan guru yang sempurna, baiklah ia berdiri sejenak di hadapan contoh yang ditunjukkan oleh pengikut dan sahabatnya, lalu bertanya kepada dirinya: “Siapakah yang akan mampu mengemukakan teladan dan contoh luhur ini kalau bukan seorang Rasul mulia dan guru utama?

“Jika mereka menerjuni suatu perjuangan di jalan Allah, pastilah mereka akan maju ke depan bagaikan orang yang hendak mencari maut dan bukan merebut kemenangan!

“Jika mereka khalifah dan hakim pengadilan, maka mereka takkan keberatan memerah susu untuk wanita janda tua atau mengadun tepung roti untuk anak yatim, sebagai dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar.

“Dan jika mereka pembesar, maka mereka takkan malu dan berasa segan untuk memikul makanan yang diikat dengan tali di atas punggung mereka, seperti kita saksikan pada Ammar atau menyerahkan gaji yang menjadi haknya lalu pergi menjalin daun kurma untuk kantung atau bakul sebagai yang diperbuat oleh Salman.

“Wahai, marilah kita tekurkan kening dan tundukkan kepala kita, sebagai ta’dhim dan penghormatan kepada agama yang telah mengajari mereka semua, dan kepada Rasulullah yang telah mendidik mereka dan sebelum agama serta Rasulullah itu, terutama kepada Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung, yang memilih mereka untuk semua ini, serta menjadikan mereka sebagai pelopor dan sebaik-baik umat yang pernah dilahirkan sebagai teladan bagi seluruh manusia.

Ketika itu Hudzaifah Ibnul Yaman seorang yang ahli mengenai bahasa rahsia dan bisikan ghaib, sedang berkemas-kemas menghadapi panggilan Ilahi menghadapi sekarat mautnya. Kawannya yang sedang berkumpul sekelilingnya menanyakan kepadanya: “Siapakah yang harus kami ikuti menurutmu, jika terjadi pertikaian di antara umat?” Sambil mengucapkan kata-katanya yang akhir, Hudzaifah menjawab:

“Ikutilah oleh kalian Ibnu Summayyah, kerana sampai matinya ia tidak hendak berpisah dengan kebenaran.” Benar, Ammar akan tetap mengikuti kebenaran itu ke mana saja perginya. Sekarang sementara kita menyelusuri jejak langkahnya, dan menyelidiki peristiwa penting dalam kehidupannya, marilah kita pergi menghampiri peristiwa besar.

Hanya sebelum kita memperhatikan kejadian yang mempesona dan amat mengharukan itu, baik mengenai keutamaan dan kesempurnaannya, tentang kemampuan dan keunggulannya, mahupun kegigihan dan kesungguhannya.

Marilah kita perhatikan lebih dulu suatu peristiwa lain yang terjadi sebelumnya, ialah ungkapan Rasulullah mengenai peristiwa yang akan menimpa Ammar di kemudian hari!

Hal itu terjadi tidak lama selepas menetap kaum muslimin di Madinah. Dan Rasul al-Amin yang dibantu oleh sahabatnya yang budiman sibuk dalam berbakti diri kepada Rabb mereka, membina rumah dan mendirikan masjid-Nya.